Fundamental Analysis 17 September 2019
View PDF
17 Sep 2019

Kombinasi jatuhnya DJIA -0.52%, EIDO -2.45% & Nikel -2.62% diperkirakan masih memberikan dampak tekanan jual bagi IHSG walaupun tidak setajam kejatuhan kemarin. Jatuhnya Bursa Asia Selasa pagi ini juga memberi dampak atas lesunya perdagangan di Bursa Indonesia ditengah sebagian investor masih melakukan rebalancing posisi mereka di saham sektor rokok merespons kebijakan pemerintah menaikan cukai dan harga jual rokok dimana kejatuhan dari saham rokok tersebut membuka peluang untuk kita melakukan Buy on Weakness (BOW). Dilain pihak, kondisi sebaliknya terjadi atas saham di sektor energi dan logam (baik oil, coal, emas & timah), justru diuntungkan dengan situasi saat ini tercermin dari kenaikan harga komoditasnya dimana Oil +12.44%, Coal +0.68%, Gold +0.66% & Tin +1.98% sehingga saham-saham berbasis komoditas tersebut berpotensi naik seperti: MEDC, ADRO, MDKA, PGAS, INDY & TINS. Disamping saham tersebut, kami merekomendasikan untuk trading atas saham-saham di Sektor Telko, Kimia, Pakan Ayam dan Properti untuk perdagangan dihari Selasa ini.  IHSG kami perkirakan bergerak pada 6178 - 6271. Adapun saham – saham yang kami rekomendasikan hari ini adalah MEDC ELSA ADRO MDKA BRPT PGAS TLKM CPIN INDY BSDE.

Mayoritas bursa saham di developed economies bergerak melemah. Bursa saham benua kuning bergerak melemah pada perdagangan akhir kemarin. Indeks Kospi ditutup menguat sebesar +0.64%, namun Indeks Hang Seng dan Indeks Shanghai melemah  masing-masing sebesar –0.83%, dan –0.02% dan Indeks Nikkei tutup pada perdagangan Senin (16/9). Sementara itu, Dow Jones ditutup melemah sebesar –0.52% ke level 27,077, pelemahan tersebut seiring dengan pelemahan pada S&P 500 (-0.31%). Wall Street ditutup melemah sejalan dengan  serangan kilang minyak di Arab Saudi milik Saudi Aramco di Abqaiq dan Khurais yang menyebabkan hilangnya 50% produksi minyak mentah per hari dari total produksi, dan diperparah dengan meningkatnya ketengangan di Timur Tengah dimana AS menuduh Iran dibalik serangan tersebut. Implikasinya, di pasar komoditi, harga minyak mentah WTI  menguat +14.68% ke USD  62.9 per barel. Di sisi lain, rilis data pertumbuhan produksi industry China per-Aug-19 sebesar 4.4% YoY, menandai laju pertumbuhan terendah sejak Februari 2002 menjadi pemberat pergerakan di Bursa Asia. 

Pada perdagangan 16 September, IHSG ditutup melemah sebesar –1.82% kelevel 6,219. Sejalan dengan hal tersebut, investor asing tercatat melakukan aksi net sell dengan nilai mencapai Rp  558 miliar. Pelemahan tersebut didukung oleh kebijakan pemerintah menakikkan cukai tembakau sebesar 23%  sehingga harga jual eceran (HJE) mengalami kenaikan mencapai 35% meskipun rilis data neraca perdagangan mencatatkan surplus neraca dagang  mencapai US$ 85,1 juta. 


PT MNC Sekuritas

MNC Financial Center Lt. 14 – 16
Jl. Kebon Sirih No. 21 - 27, Jakarta Pusat 10340
Telp : (021) 2980 3111
Fax : (021) 3983 6899
Call Center : 1500 899